Sabtu, 23 Oktober 2010

KONFLIK DALAM SEBUAH ORGANISASI BESERTA PENYELESAIANNYA

Konflik Dalam Sebuah Organisasi


Pengertian Konflik
Konflik yaitu sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan orang lain tersebut merasa frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan.
Pada dasarnya konflik adalah sebuah proses. Tentu saja ada konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata tidak riil. Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnya dapat dianggap sebagai “konflik” ternyata tidak dianggap sebagai konflik karena anggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik. Selanjutnya, setiap kita membahas konflik dalam organisasi kita, konflik selalu diasosiasikan dengan antara lain, “oposisi” (lawan), “kelangkaan”, dan “blokade”.
Di asumsikan pula bahwa ada dua pihak atau lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. Kita semua mengetahui pula bahwa sumberdaya dana, daya reputasi, kekuasaan, dan lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasi sangatlah terbatas. Setiap orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha memperoleh semberdaya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan mendorong perilaku yang bersifat menghalangi dari setiap pihak yang punya kepentingan yang sama. Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat disebut berada dalam kondisi “konflik”. Konflik pada dasarnya adalah sebuah proses.
Berbagai bentuk konflik yang ada dalam organsasi :
a) Perselisihan (Dispute): bagi kebanyakan orang awam, kata konflik biasanya diasosiasikan dengan “dispute” yaitu “perselisihan” tetapi, dalam konteks ilmu perilaku organisasi, “perselisihan” sebenarnya sudah merupakan salah satu dari banyak bentuk produk dari konflik.Dispute atau perselisihan adalah salah satu produk konflik yang paling mudah terlihat dan dapat berbentuk protes (grievances), tindakan indispliner, keluhan (complaints), unjuk rasa ramai-ramai , tindakan pemaksaan (pemblokiran, penyanderaan, dll), tuntutan ataupun masih bersifat ancaman atau pemogokan baik antara fihak internal organisasi ataupun dengan fihak luar adalah tanda-tanda konflik yang tidak terselesaikan.
b) Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat. Persaingan sebenarnya tidak sama dengan konflik. Persaingan seperti misalnya dalam pertandingan atletik mengikuti aturan main yang jelas dan ketat. Semua pihak yang bersaing berusaha memperoleh apa yang diinginkan tanpa di jegal oleh pihak lain. Adanya persaingan yang sangat keras dengan wasit yang tegas dan adil, yang dapat menjurus kepada perilaku dan tindakan yang bersifat menjegal yang lain.
c) Sabotase adalah salah satu bentuk produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak eksternal yang dapat menjebak pihak lain. Misalnya saja satu pihak mengatakan tidak apa-ap, tidak mengeluh, tetapi tiba-tiba mengajukan tuntutan ganti rugi miliaran rupiah melalui pengadilan.
d) Insfisiensi/Produktivitas Yang Rendah. Apa yang terjadi adalah salah satu fihak (biasanya fihak pekerja) dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan produktivitas dengan cara memperlambat kerja (slow-down), mengurangi output, melambatkan pengiriman, dll. Ini adalah salah satu dari bentuk konflik yang tersembunyi (hidden conflic) dimana salah satu fihak menunjukan sikapnya secara tidak terbuka.
e) Penurunan Moril (Low Morale). Penurunan moril dicerminkan dalam menurunnya gairah kerja, meningkatnya tingkat kemangkiran, sakit, penurunan moril adalah juga merupakan salah satu dari produk konflik tersembunyi dalam situasi ini salah satu fihak, biasanya pekerja, merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes fihak lain sehingga elakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula.
f) Menahan/Menyembunyikan Informasi. Dalam banyak organisasi informasi adalah salah satu sumberdaya yang sangat penting dan identik dengan kekuasaan (power). Dengan demikian maka penahanan/penyembunyian informasi adalah identik dengan kemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut. tindakan-tindakan seperti ini menunjukkan adanya konflik tersembunyi dan ketidak percayaan (distrust).

Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak di menemui sasarannya. Suatu pemahaman akan konsep dan dinamika konflik telah menjadi bagian vital dalam studi perilaku organisasional, oleh karena itu perlu untuk dipahami dengan baik.
Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi atau dapat dikatakan juga bahwa konflik adalah segala macam interkasi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak yang terkait.
Bila dilihat sekilas memang sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal, karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat terselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan serta kedudukannya pada proposisi wajar.
Adapun konflik di dalam kelompok kerja :
-Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
-Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
-Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.
-Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
-Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.

Berikut juga merupakan sumber-sumber konflik yang terdapat dalam sebuah organisasi :
-Faktor yang bersifat personal (personal factors).
-Faktor lingkungan (environmental factors).
-Faktor komunikasi (communication factors).
-Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure).

Manajemen Konflik
Manajemen konflik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan konflik, menetapkan cara-cara mencegahnya program-program dan tindakan sebagai tersebut maka dapat ditekankan empat hal :
a) Pertama, manajemen konflik sangat terkait dengan visi, strategi dan sistem nilai/kultur organisasi manajemen konflik yang diterapkan akan terkait erat dengan ketiga hal tersebut.
b) Kedua, menajemen konflik bersifat proaktif dan menekankan pada usaha pencegahan. Bila fokus perhatian hanya ditujukan pada pencarian solusi-solusi untuk setiap konflik yang muncul, maka usaha itu adalah usaha penanganan konflik, bukan manajemen konflik.
c) Ketiga, sistem manajemen konflik harus bersifat menyeluruh (corporate wide) dan mengingat semua jajaran dalam organisasi. Adalah sia-sia bila sistem manajemen konflik yang diterapkan hanya untuk
Pendekatan dalam manajemen konflik sebagai berikut :
1. Stimulasi konflik :
Program yang akan dijalankan yaitu :
-Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok.
-Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik terjadi.
-Perubahan aturan main atau prosedur yang ada.
2. Pengendalian konflik :
Program yang akan dijalankan yaitu :
-Perluasan penggunaan sumber daya organisasi.
-Peningkatan Kordinasi dalam organisasi.
-Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.
-Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para pegawai.
3. Penyelesaian dan penghilangan konflik :
Program yang akan dijalankan yaitu :
-Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber konflik.
-Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi.
-Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalam suatu forum penyelesaian konflik.




PENYELESAIAN KONFLIK DALAM SEBUAH ORGANISASI



Dalam konteks organisasi ketiga hal ini sangat sering muncul. Misalnya dalam menjalalankan organisasi pasti akan ada konflik, konflik antara karyawan, antara atasan maupun antara pihak exteren di dalam organisasi tersebut. Banyak alasan kenapa terjadi konflik, mulai dari perbedaan pendapat, perbedaan jabatan atau hanya perbedaan argument. Konflik tersebut dapat menghambat jalannya sebuah organisasi maka dari itu dibutuhkan solusi yang tepat dalam menyelesaikannya, solusi dapat di dapat dengan berbagai cara, antara lain :
1) bisa menggunakan vote, yaitu memilih suara terbanyak dalam musyawarah atau forum inti dari solusi ya untuk memecahkan masalah tanpa merugikan kedua belah pihak atau lebih.
2) menggunakan metode metode yang berlaku di umumnya masyarakat.

Setelah solusi saatnya keputusan untuk menjalankan solusi yang sudah ada, dalam organisasi sebuah keputusan biasanya dipegang oleh manager atau orang bagian pengawasan, yang selalu membutuhkan kepastian yang cepat.
Dalam menjalankan organisasi, kepastian yang cepat sangat diperlukan, pergerakan atau mobilitas yang cepat adalah alasannya. Keputusan pun tak hanya cepat namun harus tepat menyelesaikan sebuah konflik lalu mencarikan solusi dan membuat keputusan atas konflik tersebut adalah bagian yang menyatu dalam sebuah organisasi.

Senin, 04 Oktober 2010

---ORGANISASI---

---Organisasi---

 1. Pengertian Organisasi

    Menurut saya, Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. organisasi yang baik yaitu :
> Organisasi harus mempunyai nilai-nilai, nilai-nilai positif tentunya.
> Organisai harus mempunyai visi & misi.
> Organisasi harus mempunyai aturan di dalamnya agar tercipta kesimbangan atau keadilan antar anggota.
> Organisasi juga harus mempunyai profesionalisme dari para anggotanya.
> Sumber daya dalam sebuah organisasi juga harus mumpuni.
> Organisasi harus punya rencana kerja/schedule.

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:
-Dalam arti statis : organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan.
-Dalam arti dinamis: organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik                  formal maupun informal.

    Pentingnya kita berorganisasi yaitu terciptanya rasa tanggung jawab dalam diri kita juga membangun nilai nilai positif yang ada dalam diri kita, dengan berorganisasi kita dapat mengerti nilai nilai sosial yang ada dalam masyarakat.


2. Ciri-Ciri Organisasi

Berikut ciri-ciri organisasi yang saya ketahui :

> Adanya kerja sama/cooperative.
> Adanya tujuan.
> Terdiri dari 2 orang atau lebih.
> Adanya koordinasi tugas-tugas masing-masing anggota.
> Adanya tata tertib yang harus ditaati.

3. Unsur-unsur Organisasi

Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah :

1. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :
    a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak        kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.

    b Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus       dilakukan oleh organisasi.

    c Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.

6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca, flora dan fauna.